Ikhwah yang disayangi Allah, sebentar lagi, bertepatan tanggal 14 Februari, dunia remaja baik di belahan Barat maupun Timur, akan disemarakkan dengan “ritual tahunan” bernama hari kasih sayang. Beragam cara perayaan hari kasih sayang inipun dilakoni mereka, mulai dari ritual sepele seperti saling menghadiahkan coklat hingga ritual kencan “lepas bujang” “lepas gadis” di malam valentine day. Naudzubillah mindzalik….
Sejurus dengan perkembangan zaman dan adanya kolonialisme dunia timur oleh barat, kebudayaan barat yang satu ini pun telah diikuti oleh pemuda pemudi timur. Pengekoran tradisi ini yang semakin besar, menjadi peluang bisnis bagi para pengusaha untuk memanfaatkan untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Mereka ini pun menjadi aktor utama dalam menyebarkan budaya ini dari daerah satu hingga yang lain, dari generasi satu ke generasi lainnya. Tak hanya para pengusaha pernak-pernik Valentine Day, tetapi juga Media turut andil dalam ikut serta mempropagandakan budaya ini.
Saking populernya “perhelatan akbar” ini di kalangan remaja, pada pemilu 2004 kemarin, sampai-sampai ada Partai Islam yang berencana mengekor memanfaatkan hari ini untuk mengenalkan partainya ke kalangan muda dengan cara membagi-bagikan ncokelat pada tanggal 14 Februari 2009. Untung saja rencana “bodoh” inipun tidak jadi, karena mendapat kritikan dari umat Islam dan akhirnya dilarang oleh pengurus pusat paartai islam tersebut.
Sejarah Valentine Day pun telah tersebar luas dari buku-buku hingga dunia maya. Mulai versi yang mengatakan Valentine day berasal dari ajaran Pagan, hingga berasal dari ajaran Kristen. Sejarah ini berkembang di masyarakat tentu sebagai sebuah “dakwah” agar umat islam mengetahui asal muasal valentine day.
Gelombang penolakan dari dunia timur akan budaya ini pun semakin besar dari tahun ke tahun. Di India, para pemuka hindu melarang remaja Hindi merayakan Valentine day, di Arab Saudi para ulama mengharamkan pemuda Islam merayakannya. Begitupun di dunia Islam lainnya.
Namun, yang perlu kita cermati, bahwa Valentine day sendiri merupakan BUKAN ajaran agama Kristen yang asli, beberapa kalangan Kristen menyebutnya “Tidak Alkitabiah” atau Tidak pernah dicontohkan dalam bible atau al kitab mereka.
Penulis sendiri pernah beberapa tahun lalu mendengarkan dari radio pelita kasih (RPK fm) yang membicarakan tentang Valentine Day dan kesimpulannya adalah bahwa valentine day adalah Bid’ah alis Tidak Alkitabiyyah
Lalu jika orang Kristen saja yang masyarakatnya menjadi sumber ritual ini berasal, mengatakan perayaan ini merupakan Bid’ah. Kita sebagai Muslim, yang nota benenya bukan Kristen, apakah masih mau merayakan meskipun hanya sekadar mengucapkan, “Selamat Hari Valentine” atau ritual saling memberikan coklat???Apakah kita mau merayakan Ritual Bid’ah Kuadrat???
Berikut saya lampirkan Tulisan beberapa blogger Kristen yang “prihatin” akan ritual Valentine day yang bukan merupakan ajaran Kristen asli :
Being Beauty, Loveable, and Precious
Tanggal 14 Februari yang diagung-agungkan dunia sebagai hari kasih sayang atau lebih keren disebut valentine day, tahun ini menyisakan sebuah cerita tersendiri bagi saya. Bukannya sebuah cerita karena saya juga larut dalam kehebohan orang-orang yang turut merayakan hari 'special' ini - sejak dulu saya tidak pernah ikut arus dunia merayakan hari valentine karena menurut saya hari valentine memang tidak sesuai dengan adat ketimuran Indonesia, valentine day hanya adopsi dari kebudayaan barat, dan yang lebih menguatkan lagi, sekarang saya sudah menemukan bukti-bukti konkret bahwa valentine day tidaklah Alkitabiah.
Diseputar valentine day tahun ini, ada goresan prihatin saya yang tertera disana. Sebuah hari yang bahkan anak-anak SMP pun sudah ingin beramai-ramai merayakannya, yang dikatakan hari untuk mengungkapkan kasih sayang ke semua orang tanpa terkecuali, hari yang penuh kedamaaian dengan cinta, ... namun sekaligus sebagai hari 'depresi' bagi kebanyakan manusia juga. Depresi ? Ya, itulah kenyataan yang sering saya temukan.
Saya menghabiskan malam valentine day kemarin bersama segelas teh hangat, sepiring makan malam dengan sayur lodeh yang yummy buatan Mami saya, dan alunan lembut Padi dengan Harmony-nya dari speaker komputer saya di netcafe - saya terbiasa makan malam sambil browsing di internet dan mendengarkan musik. Udara malam itu terasa sedikit dingin menusuk kulit, karena sejak pukul enam sore hujan sudah turun mengguyur kota saya. Dari tempat duduk saya yang persis didepan komputer server LAN netcafe, samar-samar saya bisa mendengarkan pembicaraan dua orang user yang menggunakan rent computer tak jauh dari tempat saya duduk sambil menikmati makan malam dan acara browsing. Salah seorang dari dua anak remaja usia SMP itu mengeluh, "Nggak enak ni valentine day sepi-sepi aja nggak ada acara. Enak ya yang punya pacar bisa keluar berdua ..."
Spontan saya tersenyum geli sambil buru-buru menyembunyikan raut muka saya dibalik monitor komputer ketika mendengar pernyataan polos dari seorang anak remaja SMP itu. Rupanya wabah demam valentine day nan romantis sudah melekat dibenak mereka dan menebarkan penyakit 'depresi' karena mereka termasuk bagian dari anak-anak perempuan yang tidak mempunyai pacar - tidak dilirik kaum Adam - saat malam valentine day tiba.Seminggu setelah berlalunya malam valentine day saya yang mengundang decak pribatin dengan pernyataan polos dua orang anak remaja usia SMP yang kesepian melewati malam valentine day mereka tanpa hadirnya pacar, kembali saya dibuat geleng-geleng kepala oleh ulah anak-anak remaja dari youth gereja yang meminta dibuatkan acara khusus valentine day.
Ketika saya diminta pihak gereja untuk membuat publikasi valentine day youth, akhirnya saya berkesempatan juga share seputar valentine day dengan seorang anak remaja SMU yang mengantarkan konsep undangan valentine day dari gereja ke meja kerja saya. Saya bertanya kepadanya kenapa anak-anak youth begitu antusias dengan perayaan valentine day, padahal ia dan yang lainnya sudah tahu kebenaran Tuhan bahwa valentine day tidak ada didalam Bible.
Pada mulanya anak gadis remaja tersebut memberikan jawaban klise yang sudah biasa saya dengar seperti, "Lha, semua temen-temen sekolahku ikut ngrayain valentine day lho kak." Tetapi setelah saya ajak sedikit bercanda sambil menggali ide bersama-sama untuk publikasi valentine day youth gereja, akhirnya keluar juga alasan sebenarnya kenapa ia dan anak-anak youth lainnya begitu getol minta ada perayaan valentine day khusus dari gereja.
"Kak, sebenere aku malu kalo pas malam valentine day tiba trus aku tetep aja dirumah tanpa ikut ngrayain rame-rame sama temen-temen sekolah. Tapi aku juga ga mau ikut sama mereka soalnya pada bawa pasangan masing-masing gitu deh. Padahal kan kakak tau kalo aku masih belum punya pacar."
OMG ... saya menghela nafas panjang mendengar pengakuan dari anak gadis remaja ini. Baik yang sudah mengenal Kristus maupun yang belum, ternyata problem demam merayakan valentine day hanya terletak pada ketakutan karena kesepian, takut dipandang kurang pergaulan, takut dipandang tidak laku dimata kaum Adam (bagi perempuan), dan alasan-alasan yang pastinya juga akan membuat Tuhan Yesus kita bersedih - jika sudah seperti ini pantaskah valentine day disebut sebagai hari kasih sayang dunia atau lebih pantas jika disebut sebagai hari 'depresi' bagi umat manusia yang merasa mempunyai kekurangan fisik dan penampilan ?
Kemudian anak remaja ini mulai sharing lebih lanjut kepada saya mengenai dirinya, penampilannya, dan tentang status kesendiriannya. Anak ini bukanlah anak yang kurang cantik dalam pandangan saya. Meskipun penampilannya agak tomboy, tetapi secara keseluruhan ia adalah seorang gadis yang menyenangkan. Yang dijadikannya 'kambing hitam' dari status kesendiriannya sampai saat ini adalah perasaannya mengenai dirinya yang selalu terlihat ugly dalam setiap kesempatan.
Kasih Valentine vs Kasih Tuhan
14 02 2009
Menjelang Hari Valentine, banyak diantara kita -terutama kaum muda- telah menyiapkan kartu-kartu ucapan dan hadiah-hadiah bagi yang terkasih. Hal ini baik tentunya, mengingat Tuhan menganjurkan kita untuk saling mengasihi (1 Yohanes 4:7). Akan tetapi, sementara kita merayakan Valentine, mari kita mengingat juga akan kasih yang terbesar, yaitu kasih Tuhan kita Yesus Kristus.
Berikut ini beberapa hal yang membedakan kasih Valentine dan kasih Tuhan:
1. Kasih Valentine dapat hancur – artinya Anda bisa menerima Valentine dari seseorang tahun ini, yang mungkin tidak akan menyapa Anda lagi tahun depan, jika muncul problem dalam hubungan Anda. Sementara kasih Tuhan tidak berkesudahan dan tidak dapat dipisahkan dari apapun (Roma 8:38-39).
2. Kasih Valentine berkaitan dengan masa lalu – artinya jika Anda telah membuat orang lain tersinggung (walau tidak sengaja), jangan harap mendapat kasih Valentine darinya. Sebaliknya, kemungkinan besar Anda juga tidak akan mengirim Valentine ke orang yang pernah menyinggung Anda. Tapi kasih Tuhan tidak mengingat hal-hal di masa lampau (Yesaya 43:18).
3. Kasih Valentine berusaha menyenangkan orang lain dengan tujuan agar orang tersebut membalas kasih kita, tapi kasih Tuhan tanpa syarat (Efesus 2:8).
4. Kasih Valentine diperlihatkan dengan pemberian hadiah-hadiah fana misalnya: kartu, coklat, atau makan bersama. Kasih Tuhan diperlihatkan dengan pengorbanan jiwa, dengan kematian putra satu-satunya (Yohanes 3:16).
5. Kasih Valentine sangat pemilih – ditujukan pada orang tertentu saja, tapi Tuhan tidak pilih kasih. Ia mengenal semua manusia dengan terperinci, Ia mengetahui segala perbuatan, pikiran atau kata-kata kita, bahkan sebelum kita lakukan, dan mencintai kita apa adanya (Mazmur 139: 1-5).
Jadi saat kita merayakan kasih kita kepada sesama, ingatlah juga untuk mengasihi Dia yang lebih dulu mengasihi kita dan yang terus mengasihi kita, yaitu Tuhan kita, Yesus Kristus.
Valentine Day VS HUKUM KASIH
Kiita semua sudah tahu bahwa seluruh dunia, bahkan di negara kita ini, sudah dirasuki demam dan gonjang-ganjing ”HARI KASIH SAYANG”, yang dibom acara tanggal 14 Februari ini di tempat-tempat ekslusif, baik di mal, hotel, cafe bahkan sampai ke sekolah-sekolah.
Asal muasalnya yang gelap, dipercaya sebagai sebuah hari raya Katolik Roma berhubungan dengan Santo Valentinus.
Buat kita, anak-anak Tuhan, Hari Kasih Sayang ini bukanlah sesuatu yang luar biasa, sebab Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan junjungan telah mengajarkan dan memerintahkan (Matius 22:37-40) kepada kita, bahkan sebelum ada hari Valentine, agar:• Mengasihi setiap waktu, tidak dibatasi hanya pada tanggal 14 Februari saja dan Tuhan lebih tahu, bijak dan mengerti setiap manusia ingin setiap saat ada yang mengasihi.• Mengasihi seluruh sesama, bukan hanya untuk yayang-yayang pribadi doang. Karena Tuhan mengajarkan agar kita jangan egois, memikirkan diri/keluarga/kelompoknya sendiri dan diskriminasi.• Mengasihi dengan segala macam, bentuk dan cara. Baik itu mendoakan, sapaan, perhatian, dukungan, lawatan, bantuan dll. Juga enggak salah dan tidak dilarang mengirimkan SMS, kartu ucapan, bunga maupun coklat atau makanan.• Mengasihi sepenuh hati, total 100% dan tidak pura-pura. Era kini banyak pasangan-pasangan tua, muda, lama maupun baru... Sedikit-sedikit putus/cerai, kok putus sedikit – sedikit, jadi hati-hati kasih sayangnya hanya paling-paling 10-20%, ini bukti lho bukan sembarang cuap semata.
Celakanya banyak para tokoh, pemuka agama, pejabat, pendidik yang justru memberi teladan buruk dan bias atas kasih sayang ini, sehingga masyarakat diajarkan ”Oh begitu... dia boleh, saya juga boleh”. Makanya moral di negara ini sudah keliwatan bejatnya. Dampaknya banyak kaum wanita disakiti pria, karena hanya menerima sekian persen sisa kasih sayang yang dibutuhkan, dengan argumentasi inilah – itulah, hasil semau de’we’ kaum buaya darat.
Waspadalah dan hati-hati, karena di masa akhir zaman ini telah dinubuatkan banyak manusia-manusia berbuat jahat & tidak takut akan Tuhan, makanya mudah menipu, dengan mudahnya ngomong gombal, sering nge-buaya-in, jago lip service dan berucap platonik yang tidak dapat dipegang janji dan mulut manisnya(munafik).
Lain dengan ”Kekasih Kita”, TUHAN YESUS KRISTUS, hanya Dia satu-satunya KEKASIH NAN LUAR BIASA, karena kasih sayangnya kepada kita-kita ini begitu tulus, murni, luhur, awet, setia dan abadi, tidak akan luntur dan berubah dari dahulu sampai kapanpun. (Mazmur 36:6). Walaupun kita ini sebagai kekasihNya sering menyakitkan, mendukakan, mencaci maki, memutuskan bahkan meninggalkanNya, tetapi Dia tidak membenci dan tidak mendendam. Justru Dia siap dan rela mengampuni bahkan menerima kembali kita yang kurang ajar serta kurang terima kasihnya ini.
Inilah ”KASIH AGAPE” yang O.K. punya, tetapi alangkah baik dan bijaknya, agar kita jangan bermain api untuk punya TTM lagi selain TUHAN YESUS KRISTUS. Karena Tuhan juga bisa memberi pelajaran dan teguran keras kepada yang berselingkuh, apalagi kedatanganNya telah mendekat... Waspadalah, tetap setia kepada kekasih kita yakni Tuhan Yesus walau dalam keadaan dan kondisi bagaimanapun, karena kita akan disambut dan dirayakan meriah bahkan diberikan bonus mahkota, karena kesetiaan kita... Mau’ kan?!!!
SUMBER - WARTA KTB DEWASA GKK FEBRUARI 2007
Artikel di atas sama sekali untuk pembenaran akan ajaran Nasrani, hanya untuk membuktikan, di kalangan Nasrani saja timbul kekhawatiran. Apalagi kita orang Islam yang sama sekali TIDAK ADA hubungan dengan St Valentino.
Ayo kawan balik ke Islam ^^
SAY NO TO VALENTINE DAY
Bismillah Sobat, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda:
ِعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ ، قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟
“Sungguh kalian benar-benar akan mengikuti cara/ jalan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai-sampai bila mereka masuk ke liang dhabb (binatang sejenis biawak yang hidup di padang pasir), niscaya kalian akan mengikuti mereka.”
Kami berkata: “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu orang-orang Yahudi dan Nashara?”
Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?”
[HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari shahabat Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu 'anhu, lihat Al-Lu’lu Wal Marjan, hadits no. 1708]
Wew mantap gan ...
BalasHapusnumpang gan
www.helmimediadakwah.blogspot.com